SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Sabtu, 19 Maret 2011

Nikmatnya Oral Seks dengan Gadis Cina

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Aku Ketagihan diperkosa lagi

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

pemerkosaan seru

Cerita Seks yang akan saya coba kupas adalah mengenai cerita seks pemerkosaan yang menjadi sebuah kenikmatan. Gimana cerita sesungguhnya ? simak saja ceritanya sebagai berikut. Suasana haru mengirnigi perceraian ortuku,Itu aku sangat terpuruk atas kejadian naas,aku tak lagi percaya semua itu.Tapi mereka semua tetep suport aku untuk selalu belajar aku menatap kehidupan yang cerah dan terarah.TIdak seperti kisah orang tuaku yang gagal dalam membina rumah tangga,anak nya”aku”menjadi korban atas ke egoisan mereka.Tapi aku terima dengan iklas dengan apa yang sedang menimpaku berharap ada sebuah keajaiban pada akhirnya.Hingga aku berhasil dalam memasuki pergurang tinggi Negri kedua ortu bangga terhadapku,Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama kulagi.Keluargaku saat itu hidup berkecukupan. Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tidak seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya.

Dari segi materi, memang aku tidak memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung bangir, serta dada yang membusung walau tidak terlalu besar ukurannya. Semua itu ditambah dengan tubuhku yang tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yang lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus.

Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yang ketat, di samping pendidikan agamaku yang cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tidak seperti remaja-remaja pada umumnya, aku tidak pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu.

Namun setelah perceraian itu terjadi, dan aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian dengan duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yang cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali. Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu juga setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok. Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sudah merasakan pusing, tidak tahan dengan suara musik disko yang bising berdentam-dentam, ditambah dengan bau asap rokok yang memenuhi ruangan diskotik tersebut.

“Don, kepala gue pusing. Kita pulang aja yuk.”
“Alaa, Mer. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang. Rugi kan. Lagian kan masih sore.”
“Tapi gue udah tidak tahan lagi.”
“Gini deh, Mer. Gue kasih elu obat penghilang pusing.”
Temanku itu memberikanku tablet yang berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya.
“Gimana sekarang rasanya? Enak kan?”
Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sudah mulai tidak sakit lagi. Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku. Antara sadar dan tidak sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. “Ini cewek lagi mabuk”, katanya kepada petugas keamanan diskotik yang menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yang tidak begitu jauh dari tempat itu.

Setiba di motel, temanku memapahku yang terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yang tampak menggeliat-geliat di atas ranjang. Kemudian ia menindih tubuhku yang tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dengan gemas mencium bibirku yang merekah mengundang. Kedua belah buah dadaku yang ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. “Ouuhhh… Don!” desahku.

Temanku meraih tubuhku yang ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yang ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yang kupakai. Kemudian dengan sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi. Tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang berukuran cukup besar itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika buah dadaku dipermainkan olehnya. “Don… Ouuhhh… Ouuhhh…” rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah buah dadaku.

Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di buah dadaku sebelah kiri, kini berpindah ke buah dadaku yang satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yang penuh desakan nafsu yang semakin menjadi-jadi. Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yang berwarna kuning muda. Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yang memang montok itu.

“Ouh… Ouuh… Jangan, Don! Jangan! Ouuhhh…” jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku. Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit.

Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan buah dadaku yang laksana lembah di antara dua buah gunung yang menjulang tinggi. Aku yang seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung buah dadaku yang kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yang tidak terlalu tinggi tapi mulai mengeras dan tampak menggiurkan. Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar. Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tidak akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi.

Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rio, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas. Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut.

Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rio.

Sepeninggal ibuku, sikap Rio dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rio. Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku. Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rio malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Ia hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rio sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi. Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor. Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran. Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya. Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya. Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.

Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap. Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok. Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.

“Aahh! Jangaann! Aaahh…!” aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya. Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.

Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.
“Rio… Kamu…” Rio hanya menyeringai buas.
“Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!”
Astaga Rio menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.

“Rio! Jangan, Rio! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!”
“Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!”
“Rio!”
“Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!”
“Iya, Rio. Tapi bukan begini caranya!”
“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!”
“Errgh…”

Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rio secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. “Akh!” Rio kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras. Tapi, “Plak!” Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rio mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur. Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah. Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rio tambah menyalang-nyalang bernafsu.

Tangan Rio mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas. Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.

“Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum!” Rio langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rio sebebas yang ia suka. Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.

“Aaarrghh… Rio! Jangaannn..!” Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rio mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rio. Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.

“Urrgh…” Akhirnya Rio sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku. Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rio langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah.

“Braak!” Aku dan Rio terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.
“Papa!”
“Rio! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry!”
Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rio mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.
“Sudahlah, Mer. Maafin Rio ya. Itu kan sudah terjadi”, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.
“Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh… Papaa!” tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.

“Aaahh… Papaa… Jangaaan!” Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.

Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rio yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku. Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang. Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rio dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu.

Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung? Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rio. Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku? Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendir

Desakan Sex sang sepupu

Cerita seks yang saat ini akan kami hadirkan untuk anda adalah tentang cerita seks yang mengisahkan pengalaman sex tentang desakan sex sepupu padaku yang akhirnya terjadilah cerita seks sedarah. Yuk kita simak aja langsung gimana sih cerita seks yang satu ini. Wah tiba-tiba aku kaget dan berkata’“Loh.., itu apa di celanamu Rangga, kok nonjol begitu..” Mendengar itu Rangga merah padam mukanya, lalu ia berdiri ingin lari menghindar dari saya, tapi segera kutarik tangannya untuk duduk, dan tanganku yang satu menggerayangi celananya memegangi dan meraba benjolan tersebut.

“Jangan kak Nita, Rangga malu..”, katanya. Dasar saya yang nakal, saya pelototin matanya, Rangga langsung diam, dan tanganku leluasa memegang barang tersebut.Wah hot banget kan cuplikan cerita diatas pengen tau lanjutannya ikuti kisah berikut pasti pada tegang kontholnya.

Pemilu 7 Juni 2004, yang baru saja lewat bagi sebagian orang kesannya penuh nuansa politis. Tetapi bagi saya, kesan sangat jauh berbeda, bahkan tidak akan pernah terbayangkan akan bermakna demikian dalam bagi saya pribadi. Kesan yang penuh sensualitas dan menggairahkan.

Saat itu, 7 Juni, rumah saya sedang sepi. Maklum pemilu, padahal biasanya ramai sekali. Satu rumah dihuni tujuh orang, ayah, ibu, kakak laki-laki saya yang masih kuliah, saya sendiri SMA kelas tiga, baru saja selesai Ebtanas dan lulus. Kemudian adik perempuan saya kelas lima SD, lalu sepupu laki-laki saya kelas dua SMP dan pembantu satu orang. Oh iya, panggil saja saya Nita, asli Tolaki.

Jadi pada saat pemilu rumah yang berada di kawasan Perumahan Pemda Kampung Kemah Raya, Kendari jadi sepi sekali. Ayah ke Kolaka, mengurus pemilu di sana, kebetulan juga beliau caleg untuk daerah tersebut. Kakak saya jadi pengawas pemilu untuk UNFREL Kendari, ibu saya jadi panitia pemilu lokal kawasan Kemah Raya. Pembantu dan adik, disuruh bantuin ibu mengurus konsumsi. Praktis yang jaga rumah, saya dengan sepupu saya yang bernama, Rangga. Saya belum ikut memilih, belum cukup umur, baru 16 tahun lebih dua bulan. Saya dengan Rangga sangat akrab, habisnya dia ikut dengan keluarga saya sejak masih kelas satu SD, dan selalu menjadi teman main saya.

Senin itu, 7 Juni 2004, badan saya pegal sekali, selesai ngepel dan membersihkan rumah. Dan seperti biasa saya kepingin dipijitin. Biasanya sih oleh ibu, dan Rangga juga, habis dari kecil saya sudah biasa menyuruh dia. Karena agak pegal, saya panggil saja Rangga untuk mijitin, Rangga nurut saja. Saya langsung berbaring telungkup di karpet depan TV, dan Rangga mulai memijit tubuhku. Asyik juga dipijit oleh Rangga, tangannya keras sekali, punggungku jadi fresh lagi.

“Duh, Rangga…, mijitnya yang lurus dong, jangan miring kiri miring kanan..”, kataku.
“Abis, posisinya nggak bagus kak”, jawabnya.
“Kamu dudukin aja paha Kak Nita, seperti biasa…”.
“Tapi…, kak..”.
“Alah.., nggak usah tapi…, biasanya kan juga begitu…, ayo..”, Saya tarik tangan Rangga memaksanya untuk duduk di pahaku, seperti kalau dia memijit saya pada waktu-waktu kemarin.

Rangga akhirnya mau, duduk dan menjadikan kedua pahaku dekat pantat sebagai bangkunya, dan mulai lagi ia memijit sekujur punggungku. Tapi, pijitan agak lain, makin lama makin saya rasakan tangannya agak gemetaran dan nafasnya agak ngos-ngosan.

“Kamu kenapa Rangga, capek atau sakit..?”, tanyaku.
“Tidak, tidak apa-apa kak”, jawabnya. Akan tetapi duduknya mulai tidak karuan, geser kiri dan kanan, sementara pantatnya seperti tidak mau dirapatkan di pahaku, agak terangkat.

Akhirnya, saya menyuruhnya pindah, dan saya bangun, lalu duduk mendekati, biasa bermaksud menggoda.

“Ayo.., kamu kenapa, ini pantatmu, selalu diangkat.., tidak biasanya”, sambil tanganku bermaksud mencubit pantatnya.
“Tidak, tidak apa-apa kak..”, jawabnya sambil menghindari cubitanku, malah tanganku tersenggol celana

bagian selangkangannya yang seperti agak tertarik kain celananya dan agak menonjol, melihat itu timbul rasa isengku, karena memang saya dan Rangga kalau main seperti anak-anak yang masih TK, asal ngawur saja.

“Loh.., itu apa di celanamu Rangga, kok nonjol begitu..” Mendengar itu Rangga merah padam mukanya, lalu ia berdiri ingin lari menghindar dari saya, tapi segera kutarik tangannya untuk duduk, dan tanganku yang satu menggerayangi celananya memegangi dan meraba benjolan tersebut.

“Jangan kak Nita, Rangga malu..”, katanya. Dasar saya yang nakal, saya pelototin matanya, Rangga langsung diam, dan tanganku leluasa memegang barang tersebut.

Penasaran, saya buka resliting celananya dan menarik keluar barangnya yang mengeras tersebut, dan astaga, ternyata penis Rangga sudah menegang. Baru kali ini saya melihat penis milik orang yang bukan anak-anak dan sudah disunat yang tegang dan keras serta panjang seperti itu. Sementara Rangga diam saja, kepalanya hanya menunduk, mungkin malu atau bagaimana saya tidak tahu.

Saya acuh saja, perlahan-lahan, kuelus-elus penis Rangga, semakin mengeras penisnya hingga urat-uratnya seperti mau keluar. Kudengar Rangga mendesah tertahan. Lalu kuurut-urut sambil kupijit kepala penisnya yang merah itu, Rangga makin mendesah, “Ah.., ah..”

Kugenggam erat penis Rangga dan kukocok-kocok dengan perlahan, semakin lama semakin kencang. Badan Rangga ikut menegang, sambil kepalanya terangkat ke atas menatap langit, mulutnya terbuka, dia mulai agak mengerang, “Achh..”.

Semakin kencang penis Rangga kukocok, semakin menggeliat badan Rangga membuat saya tersenyum geli melihatnya. Sampai erangan Rangga makin mengeras, “Ach.., achh..”. Dan badannya makin menggeliat, hingga mungkin tidak tahan…, ia lalu memelukku erat. Mulanya saya kaget akan reaksinya, tapi saya biarkan saja, karena keasyikan mengocok penis Rangga. Rupanya Rangga sudah semakin menggeliat, hingga tangannya entah sadar atau tidak ikut menggeliat juga, meraba badanku dan payudaraku.

“He Rangga…, kenapa..” tegurku, sambil tetap mengocok penis Rangga, “Achh…, achh..” Hanya itu yang Rangga bilang, sementara tangannya meremas-remas payudaraku, dan remasannya yang kuat membuatku merasakan sesuatu yang lain, hingga saya biarkan saja Rangga meremas payudaraku, dan Rangga lalu menyingkap baju kaos yang kupakai, hingga kelihatan BH-ku dan meremas payudaraku lagi hingga keluar dari BH-ku.

“Acchh…, accchh” erang Rangga, saya mulai merasakan kenikmatan tersendiri pada saat payudaraku tidak terbungkus BH diremas oleh tangan Rangga dengan kuat, sedangkan penisnya tetap saja kukocok-kocok. Dan entah naluri apa yang ada pada Rangga, hingga dia nekat menyosor payudaraku dan mengisap putingnya seperti anak bayi yang sedang menyusu.

“Aduh…, Rangga…, aduhh” Hanya itu yang mampu kuucapkan, payudaraku mulai mengeras, keduanya diisap secara bergantian oleh Rangga.

Saya juga mulai menggeliat, kutarik kepala Rangga dari payudaraku, lalu kudekatkan ke wajahku, kucium bibirnya dengan nafsu yang muncul secara tiba-tiba, Rangga balas mencium, bibir kami berdua saling memagut, lidah bertemu lidah saling mengadu dan menjilati satu sama lain.

Tangan Rangga menggerayangi badanku, melepaskan baju dan BH-ku, hingga aku bugil sebatas dada. Kulepaskan juga baju yang dipakai Rangga, dan kupelorotkan celananya, hingga Rangga bugil tanpa sehelai benangpun, dan kembali kukocok penisnya, sedangkan Rangga kembali menyosor payudaraku yang sudah keras membukit.

Perlahan tangan Rangga menelusuri rokku lalu menyelusup masuk ke dalam rokku, “Acchh…, Accchh”, Saya dan Rangga terus mengerang dan menggelinjang. Tangan Rangga menyelusup ke dalam CD-ku, lalu mengusap-ngusap vaginaku.
“Aduuuhh…, Rangga..” erangku, sementara jarinya mulai ia masukkan ke dalam vaginaku yang mulai kurasakan basah, dan Rangga mempermainkan jarinya di dalam vaginaku.

“Accchh…, aduuuhh…, acccchh..”. Tak tahan lagi, Rangga menarik lepas rok dan celana dalamku, hingga akhirnya saya kini telanjang bulat. Kemudian Rangga mencium bibirku dan saya tetap mengocok penisnya, sedangkan jarinya bermain dalam vaginaku.

“Accchh..” Hanya erangan tertahan karena tersumbat bibir Rangga yang keluar dari mulutku. Kemudian Rangga berhenti menciumku, lalu ia mengambil posisi menindih badanku, saya membiarkan saja apa yang akan Rangga lakukan, karena kenikmatan itu sudah mulai terasa mengaliri pembuluh darahku. Dan, tiba-tiba saya rasakan sakit yang teramat sangat di selangkanganku.

“aaccccchh, Rangga.., apa yang kau lakukan..”, tanyaku. Tapi terlambat, rupanya Rangga sudah memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku, dan seperti tidak mendengarkan pertanyaanku, Rangga mulai mengoyang batang penisnya naik turun dalam vaginaku yang semakin berlendir dan mulai terasa basah oleh aliran darah perawanku yang mengalir membasahi vaginaku.
“Accchh…, Rangga…, aduuhh Rangga..”, erangku.

Badanku semakin menggelinjang, kujepit badan Rangga dengan kedua kakiku sementara tanganku memeluk erat dan menggoreskan kukuku di punggung Rangga. Semakin kencang goyangan penis Rangga dan semakin keras pula erangan kami berdua.

“Accch…, aduhh..” Hingga akhirnya kurasakan sesuatu yang sangat nikmat yang terdorong dari dalam…, dan erangan panjang saya dan Rangga, “aahh”. Bersamaan semprotan mani Rangga dalam vaginaku dan semburan maniku yang menciptakan kenikmatan yang tak pernah kurasakan dan kubayangkan sebelumnya.

Rangga menarik keluar penisnya, lalu berbaring di sampingku. Kami berdua saling bertatapan, seperti ada penyesalan tentang apa yang telah terjadi, akan tetapi rupanya nafsu kami berdua lebih kuat lagi. Kuraih kembali dan kudekatkan wajahku ke wajah Rangga, kami lalu berciuman lagi dan saling melumat, kemudian kupegang erat penis Rangga, sehingga kembali menegang dan kembali lagi kami melakukan hubungan badan tersebut hingga beberapa kali.

Hingga hari ini saya dan Rangga, bila ada kesempatan masih mencuri waktu dan tempat untuk melakukan hubungan badan, karena mengejar kenikmatan yang tiada taranya, kadang di kamarku, di kamar Rangga, ataupun di dalam kamar mandi.

Aku Perkosa Dia, Keluarga dan Temannya

Cerita Sex Pemerkosaan – Aku Perkosa Dia, Keluarga dan Temannya. bermula dari hobi dan pertemanan. Awalnya gw jodohin teman gw ama teman cewe gw namanya nia. Bla bla bla dan jadian lah mereka. Karena sering keluar double date akhirnya semakin dekatlah kita ber empat semakin dekat. Gw akhirnya ga segan untuk meminta nia menjadi model phtography gw.

Ntah karena apa temen gw diemin gw kaya bencong tapi si nia masih deket ama gw. mungkin karena sering gw minta jadi model gw kali ya. akhirnya bis pulang ngantor gw bete di apartemen gw dan memutuskan untuk singgah di apartemen dya. untung punya mujur ternyata dya di apartemen. woww gw disambut pake daster tipis ampe bra dan cdnya si nia keliatan. cdnya g string booo.

akhirnya gw masuk dan duduk disamping dya sambil nonton dan ngobrol ngobrol panjang lebar. Ketika pembantunya keluar gw nyuruh pembantunya untuk membeli kue ulang tahun buat temen gw,, ga pake bego gw suruh sekalian di toko kue yang jauh dengan alasan udah dipesan. untung dya bego nurut nurut aja.

selang lima menit tuh pembokat cAbut,, gw minta nia untuk mengambil usb gw yang ada dikamarnya. Tanpa pikir panjang nia beranjaak dari sofa dan menuju ke kamarnya. Dengan sigap gw menunggu didepan pintu kamarnya dan ketika dya keluar tanpa babibu gw menindih badannya ke tombok dan menjambak rambutnya dan mengantukkan tuh kepala ke dinding.

“AAAAUUU ton taik loo!!”

langsung gw sergap bibir merah mudanya dan mengenyot tuh bibir. nia berusaha membuang muka menjauhi bibirnya dari gw. gw tarik tuh rambut biar nurut ama mau gue,, akhirnya dya nyerah dan gw menguasai bibirnya. gw enyot bibir bawahnya dan bibir atasnya gw jilatin. Lidah gw menari bermain dengan lidahnya yang lembut banget.

“ooohhhh ton.. jangaann ton.. ga ton.. ton.. ton…ohhh…” seketika itu juga tangan gw ngeremas dadanyaa..

“ooohhh..ohhh..ohhh..tonn sadar ton..aku nia temenmu.. ohhhh” tanganku mulai meremas pantatnya. gw putusin tuh tali dasternya dan membuat diposisi setengah bugil.

Nia udah ga tau mesti ngapain akhirnya dya menampar gw dan mencoba lari. Tanpa ampun gw kejer dan gw tampar balik pipinya berkali kali ampe akhirnya air matanya bercucuran deras menahan sakit.

“JANGAN PERNAH MELAWAN gw!! PLAK!! PLAK!! PLAK!! PELACURRRRR MURAHAN!! PLAK!!!”

“ton ampuuunn… huuuhuuhuu.. ampuuunnn tonnn…”

tanpa ampun gw buka branya dan mutusin g-stringnya. sejenak gw memandangi tubuhnya yang bugil. Toketnya yang 34B ituh langsung membuat gairah tak tertahankan. gw lepas celana kantor gw dan bokser yang gw pake dan tegaklah si peny tepat didepan mukanya. Sambil ngeremas teteknya nia gw paksa kontol gw masuk kemulutnya nia.

“PLAAAKK BUKAAA!!!!” akhirnya nia menurutinya dan mengulum kontol gw sedalam-dalamnya. Gw menjambak rambutnya mengatur tempo, tangan yang satu lagi menjamah teteknyaa.

“ooohh,, ouuuuuuhhhhh,,, niaaa.. ohhhh..ohhh…ohhh enak banget mulutmu ini”

ga berapa lama diemut gw pencet tuh pentil sekuat tenaga sampe akhirnya dya teriak kesalitaaann dan gw tarik kontol gw.

“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH HH”

dalam keadaan kesakitan seperti itu akhirnya gw menghujamkan kontol gw yang udah maksimal ini ke memeknya tanpa ampun. gw genjot sekuat tenaga ampee mentok dan tanpa ampun.

“AAAARRRRGGGHHHH ton ahhhh tonn.. ahhh.ahhhhh…ahhhhh.. tega loo tonn.. aahhhh..ahhh..ahhh gw cewe ahhhh…temen lo doni tonn…aahhhhh..aaahhhhh… tonnn… sakiiiiiitttttt…ahhh…ahhh. .ahhh”

“basah ko sakiitt.. dasar muna looo!!! bilang aja loo menikmatinya pelacur!!”

“…….. memerah dan membuang muka….aaaahhhhh…..aaaahhhh h….aaaaahhhh….”

sambil gw menggenjot mekinya sesekali gw mengulum teteknya gw gigitin dan gw tampar-tamparin tuh tetek. tidak lupa diikutin remesan dahsyat. dan akhirnya badannya kejang kejang seperti mauu puasss. semakin gw genjotlah tu mekinyaa dan semakin liar gw mencumbunya dengan jilatan jilatan erotis disekitar wilayah dadanya.

“ooooohhh…ohhhhh..ohhhhhh… .ooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhh!!ooohhhhh ohhhhhohhhhhh…tonn gw ga kuat tonn… gw mau… gw mauuu… OOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHH!!!!” seketika itu juga dya menempelkan teteknya dimulut gw buat gw jilatin..

“hahahhaha puas juga loo pelacur!! kali ini giliran gw.. ” ga membalikkan badannya dan memaksa kontol gw yang lebarnya cuman 5 cm ini masuk anusnya..

“wowwww sempiittt bangeettt,, mana pink lagi!”

“aaaaauuuuuuucccchhh toonnn sakiiiittttt.. ton jangaannn disiituu. saaakiiitt”

tanpa ampunn gw tetep menggenjot dan melihat darah keluar berceceran dispreinya..

“masih perawan ya anus mu mbak,, sempiitttt”

“aduuuuhhhh tonnnn sakiiitttT”

karena masih sempit akhirnya kontol gw dah ga tahan

“niaaa oohhh niaa ohhhh..ohhh..ohhh..ohhh….ahh hh..ahhhh.ahhh.ahh.aaahhh…AA AAAAHHHHHHH NIAAAAAA!!!”

“croooottt crrrroottttt.. niaaa ohhhhhhhhhh……..”

“tonnn aaahhh tonn tonnnn…ahhhhhh….”

gw tahan tuh kontol dianusnya dan melihhat sperma gw ampe meluber keluar dari anusnya yang pink itu.. dan setelah beberapa gw detik gw tarik keluar.. dan gw arahin kontol gw ke mulutnya buat dibersihinnya..

“KULUM DAN JILATIN SPERMA GW SEMUANYA SAMPE BERSIH!!”

gw jambak rambutnya dan nia pun mulai menjilatin dan mengulum kontol gw. pas saat saat ini gw ngambil blackberrynya dan memfoto dan mereka aksi kulumannya.. tidak lupa rekaman di handphone gw buat kenang kenangan..

“jangan gegabah loo,, ne gambar bisa kesebar di forum internet ampe kantor loo bahkan ampe kampus s2 loo.. kalo lo mau tinggal gw tunjukin k doni dan tentunya bokap loo dan adek loo yang mulus putih itu!!”

“huhuhuuuuu tonn tegaaa looo tonnn… huuuhuhuhuhuuu…”

setelah semua selesai gw pakein nia baju dan celana tidur yang baru.. setelah minta maaf dan mengancam untuk tidak memberitahu siapa siapa gw meninggalkannya dalam posisi tertidur..daster bra serta gstringnya gw bawa pulang buat oleh oleh..

Cerita Sex Pemerkosaan Ifa

Cerita sex xxx pemerkosaan ifa, Tidak seperti biasanya, kali ini tersangka pelaku pemerkosaan beramai2 bukanlah geng pemerkosa itu lagi. Geng pemerkosa masih aktif menjalankan rutinitasnya, setelah menjadikan Hana sebagai sex toy mereka, mereka tampaknya bosan, dan membuang Hana begitu saja di tempat umum. Mereka masih senang menculik wanita muda dan memperkosanya beramai2. Cerita tentang mereka masih akan dilanjutkan nanti, yang pasti mereka ber10 siap untuk menyiksa dan menggagahi wanita2 yang ada.

Ifa tidak sabar menunggu jam 4 sore ini. Rangga akan menjemputnya. Mereka baru saja berpacaran 1 minggu. Rangga, adalah kakak kelas Ifa waktu SMP dulu. Sekarang Rangga sudah kelas 1 SMA. Sedang Ifa, duduk di kelas 3 SMP. Rangga yang masih sering main ke bekas SMPnya itu memang sudah lama menaruh hati kepada Ifa. Berawal dari curi2 pandang, lalu memberanikan diri untuk kenalan, akhirnya mereka resmi berpacaran seminggu yang lalu.

Orang tua Ifa biasa-biasa saja menghadapi kejadian ini. Toh sudah waktu nya juga anak gadis mereka akan berpacaran. Mereka juga tahu kalau Rangga dan Ifa akan pergi nonton sore ini, dan akan melakukan hal2 biasa seperti makan bareng dan jalan2. Orang tua Ifa sudah menitip pesan, agar mereka pulang sebelum pukul 10 malam.

Waktu yang dinantikan akhirnya tiba. Motor bebek keluaran baru Rangga akhirnya datang menghampiri rumah Ifa. Setelah berbincang2 dan berkenalan dengan orang tua Ifa, Rangga dan Ifa akhirnya berangkat ke sebuah mall di daerah yang terkenal dengan toko jeansnya di Bandung.

“Fa, kita nonton dulu ya, baru pulangnya makan…” ajak Rangga sesaat sebelum motor melaju.
“Terserah deh, yang penting hari ini kita seneng2 kan ?” Ifa tampak berseri2.

Sehabis menonton film, mereka pun memutuskan untuk jalan2 sejenak di mall itu. Sekilas memang mereka tampak bahagia, bergandengan tangan malu2 dan bercanda layaknya pasangan biasa. Namun siapa tahu itulah awal petaka bagi mereka berdua.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Masih pagi untuk ukuran malam minggu. Apalagi malam ini masih ramai. Jalan masih padat dipenuhi mobil2 wisatawan lokal yang umumnya berasal dari Jakarta. Tak puas berjalan2 di mall tersebut, mereka meluncur ke sebuah tempat makan di bandung selatan. Sekitar jam 9 malam akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Agar bisa berdua2an di atas motor tanpa terganggu arus lalu lintas yang padat dan riuh rendahnya malam minggu, mereka memutuskan untuk melewati jalan2 kecil yang sepi. Namun siapa sangka keputusan ini adalah keputusan yang akan merubah hidup mereka, terutama hidup Ifa.

Pada awalnya jalan yang hanya berjarak 4 km itu biasa2 saja, namun beberapa saat kemudian, 3 buah motor mengepung motor Rangga. Sudah jelas ini pasti adalah geng bermotor yang marak di kota bandung. Rangga berusaha kalem dengan mengendarai motor lambat2. dia berharap ada mobil muncul sehingga perhatian para anggota geng motor itu teralihkan.

“Eh !! Motor kamu bagus ya ! boleh ga kalo kita ambil !” Teriak salah satu pengendara motor.
“Wah bawa cewek nih… mau indehoi ya ? Boleh dong kita dapet bagian !” teriak pengendara yang lain. Total ada 5 orang yang mengepung rangga dengan 3 motor. Rangga berharap itu hanya gertak sambal saja. Rangga berusaha tetap tenang sambil melihat ke ujung jalan. Ada angkutan kota sedang berhenti disana. Dia agak tenang karena angkutan kota itu tampaknya akan lama berada disana.

Tiba2 “Duak !!” seseorang menendang motor Rangga. Rangga dan Ifa terjatuh dari motor. Malang bagi Ifa, dia kaki kanannya tertimpa motor. Sehingga sulit untuk berdiri. Rangga dengan panic segera bangkit. Dia tidak melihat Angkutan Kota itu lagi. Rangga yang bingung ternyata segera lari menuju arah jalan besar.

“RANGGA!!!” Ifa berteriak sekuat tenaga memanggil Rangga. Tapi Rangga terus saja berlari.
“yah, pacarnya pengecut tuh…” ledek salah seorang dari mereka.
“Woi ! jangan !” tiba2 yang lainnya berteriak. Rupanya seseorang lagi menyingkirkan motor Rangga dan tampak memeluk Ifa dan meraba2 buah dadanya yang kecil dengan kasar. “Tolong !” Ifa berteriak.

Walaupun beberapa dari mereka tidak setuju untuk melecehkan Ifa, namun mereka berpikir cepat, daripada ditangkap polisi dan dipukuli warga, mereka melepas sepatu Ifa dan mengikat tangannya dengan tali sepatu tersebut. Salah seorang dari mereka lalu mencopot slayer mereka dan menyumpal mulut Ifa. Ifa pun dipakaikan jaket tudung mereka agar ikatan tangan dan mulutnya yang tersumpal tidak dilihat orang.

Ifa lalu dinaikkan ke salah satu motor mereka dan didempet dari belakang oleh orang lainnya. Jadi mereka tampak seperti naik motor bertiga, dengan Ifa ada di tengah.

Motor2 tersebut melaju dengan kencang menuju sebuah pabrik di daerah Soekarno Hatta, yang tidak berpenghuni dan beroperasi lagi. Biasanya di tempat ini mereka memreteli motor jarahan mereka, sekedar untuk dikanibal dengan motor mereka atau untuk menjual sparepartnya.

Disana ada dua orang lainnya yang sedang duduk2 merokok sambil minum dari botol bir murah yang sama.
“Eh… apaan nih ?” mereka kaget waktu lima orang temannya bukannya membawa motor jarahan, malahan membawa cewek ABG yang tangannya terikat dan mulutnya tersumpal.

Ketujuh orang itu adalah pemuda2 tanggung yang tampaknya berusia 20an awal ataupun baru lulus SMA. Mereka penganggur, kecuali satu yang masih duduk di kelas 3 SMA. Dan mereka bergabung di sebuah geng motor yang terkenal di kota Bandung. Mereka biasanya, demi balapan liar, merampas motor orang lain dan memreteli sparepartnya untuk diuangkan ataupun dikanibal ke motor mereka.

Walaupun kedua orang itu kaget, mereka mengerti dan membuka pintu yang menuju ruangan dalam pabrik itu. Mereka membawa Ifa ke sebuah ruangan yang tadinya adalah ruangan mandor. Entah darimana mereka memiliki kunci ruangan tersebut. Kamar itu penuh dengan puntung rokok mereka, sebuah pesawat TV bermerek tidak jelas, satu unit playstation 1 milik mereka dan beberapa kasur tempat mereka biasa tidur2an atau membawa pelacur kesana. Singkat cerita ruangan ini sudah menjadi basecamp mereka.

“Gila apa ?!? gw ga mau kalo merkosa anak orang !” Tiba2 salah satu dari mereka angkat bicara.
“Eh ! Udah kagok. Memek gratis nih !” Ifa dipegangi oleh dua orang. Ifa masih berusaha berontak, meracau sekenanya walaupun itu semua tidak berguna. Mereka diam untuk beberapa detik. Ifa berharap mereka sadar dan melepaskannya. Tapi tiba2 lima orang dari mereka segera membuka baju mereka. Ifa kaget dan makin meronta.

“SIni lu” Seseorang menarik Ifa dan menjatuhkannya di atas kasur itu. Mereka lalu mengelilingi Ifa dan meraba2 buah dadanya dan vagina Ifa. Ifa ngeri dan memberontak sejadi2nya, dia tidak bisa membayangkan dirinya diperkosa 7 orang lelaki. Sementara kedua orang lainnya membuka baju mereka dan mengambil sebuah pisau.

Dengan paksa mereka merobek T shirt dan celana Jeans Ifa. Ifa memakai BH dan celana dalam Putih. “Wih… wangi… mulus lagi…” Mereka semakin bernafsu meraba2 badan Ifa dan menciumi badannya. Bahkan Seseorang dari mereka berusaha mencupang leher Ifa. Ifa jijik, walaupun mereka tidak dekil dan tidak berbadan bau.

“Buka dong sumpelan mulutnya, gw pingin denger dia teriak2, kayak di film2 bokep, ga akan ada yang denger dia teriak2 juga kan ?” Salah satu dari mereka menyuruh temannya membuka sumpalan mulut Ifa.

“AAAAH….. TOLONG !!! LEPAS !!!!! “ Namun mereka malah memelorotkan celana dalam gadis itu. “Wah kayaknya enak nih memeknya” Salah satu dari mereka mulai berjongkok dan menciumi vagina Ifa. “UUUHHHH !!! GA MAU !!! AHH!!!” Ifa berusaha memberontak. Tapi orang tersebut makin bernafsu menciumi vagina Ifa. Dia bahkan menjilatinya dengan penuh nafsu.

“Duh ga tahan nih pengen ngewe, ada yang bawa kondom ga ?” tanya seseorang.
“GA usah lah… langsung aja, keluarin aja di dalem semua….” Ifa makin kaget dan makin berontak. “JANGAN !!! GA MAU !!!! LEPASIN !!!!” teriaknya sambil mencucurkan air mata.

“Lah ribut nih perek abege… udah diem aja, sumpel kontol nih biar ga ribut” Salah satu dari mereka berlutut di atas muka Ifa. Dia mencekik Ifa agar Ifa membuka mulutnya. IFa berontak dan terus menutup mulutnya. Beberapa tamparan di pipinya membuatnya tak tahan lagi. Dia membuka mulutnya. Dan kemudian penis itu masuk ke dalam mulutnya.

“Awas kalo digigit !” Ancam orang yang memaksa Ifa melakukan oral seks tersebut. Dia menggerakan penisnya maju mundur. “Mmmphhh… mmmmppphh” Ifa bergumam tertahan. Salah seorang dari mereka malah mengeluarkan hape berkamera, dan memfoto2 kegiatan pemerkosaan ini.

“Wah enak nih mulutnya” ujarnya
“Crotin di dalem dong !” yang lain memberi semangat. Cukup lama oral seks paksa tersebut berlangsung. Selain harus mengulum penis, vagina Ifa juga dijilati oleh orang kedua. Dia tidak tahan sensasi aneh yang ada dalam tubuhnya.

“Ahhh…” Akhirnya spermanya muncrat di mulut Ifa. “Uhuk… Uhuk… Ahhh..” Ifa terbatuk dan berusaha memuntahkan sperma yang ada di mulutnya. “Nggg… Udah… lepasin saya….” Ifa menangis. Dia takut diperkosa dan dirusak masa depannya.

“Cengeng nih perek… cepetan, perkosa….”

Orang pertama membalikkan badan Ifa. Dia memaksa Ifa menungging . “Nih gw dapet perawan nih..” yang lainnya hanya tertawa, bahkan ada yang masih meraba2 badan Ifa.
“UHHH…… Arrggghhhhhh” Ifa berteriak sejadi2nya ketika penis itu memaksa masuk vagina perawannya. “Buset sempit banget…” dan orang itu mulai menggerakkan penisnya maju mundur. “Eh buka tuh BH nya” dan mereka merobek BH Ifa dengan cepat. “Haha.. toketnya kecil !! Gila ya.. masih kecil dah jadi perek !!” buah dada Ifa memang kecil. Tiba2 salah seorang dari mereka menciumi putting Ifa. Salah seorang lagi menahan badan Ifa agar yang lainnya leluasa menyetubuhi dan meraba2 Ifa.

“Mulutnya nganggur tuh !” Dan tiba2 sudah ada penis yang memaksa masuk ke mulut Ifa. Lehernya kembali dicekik agar penis tersebut bisa leluasa masuk ke dalam mulutnya. “haha.. kayak di film bokep nih !” Ejek seseorang. “hmmpph… Mmmm….” Ifa hanya bisa melenguh dan menangis tertahan. Dia sudah tidak berontak lagi. Sudah tidak ada gunanya karena keperawanannya sudah hilang dan dia dalam kondisi telanjang terikat. Tidak bisa kemana2 lagi.

“Eh pantatnya nganggur tuh !” celetuk salah seorang dari mereka. “MMmmmm!!!! MMmmmm !!!” Tiba2 Ifa bergumam tidak jelas. “haha.. pereknya ga mau… tapi kita paksa ya neng…” ledek salah seorang dari mereka.

“Gw mau keluar” ujar orang yang sedang memperkosa Ifa. Orang itu lalu mencengkram pantat Ifa sambil menampar2nya. “Ahhhh” Sperma muncrat di vagina Ifa. Dari vaginanya menetes cairan percampuran sperma dan darah perawannya. “Wah enak banget nih perek perawan..”

:”Sini” Seseorang yang duduk mengangkat dan memangku Ifa. Tubuh kecil ABG 14 tahun tidak ada apa2nya bagi mereka. Dia berusaha memasukkan penisnya ke lubang vagina Ifa. “uhhh….udah…….. sakit….” Ifa tetap berusaha berontak. “Daripada ribut, nih lubang pantatnya dipergunain” ejek salah seorang dari mereka.

“Mmmhhh.. jangan…. “Ifa memohon saat seseorang menusuk2 lubang pantatnya dengan jari. “Sakit….” Ifa menolak dengan lemasnya. Beberapa saat kemudian, Ifa merasa ada sesuatu yang lebih besar akan memasuki lubang pantatnya. “IHHH!!! JANGAN!!!! AAAHHHH!!!!” Ifa kembali berontak saat penis seseorang masuk pelan2 ke dalam lubang pantatnya.

“Jangan ada yang minta dia nyepong ya, gw mau liat reaksinya !” perintah salah seorang dari mereka sambil mengarahkan kamera hape video kea rah Ifa.

“UUUGGGHH!!!! AAAHHHH!!! UDAH ! UDAH!” Ifa merengek kesakitan ketika dua buah penis maju mundur di lubang pantat dan vaginanya. Air matanya terus keluar, mukanya merah dan mulutnya terus meracau. Air liur dan sperma yang ada di mulutnya menetes melalui bibirnya.

“Enak banget nih pantatnya perek abege” ledek orang yang sedang menyodomi Ifa. “UH !UH! UDAH !!! TOLOOONGG!!! AAARRRGGGHHHH !!!!! UUUHH!!!!” Ifa terus meracau. Dia menyeringai menahan sakit di lubang pantat dan vaginanya.

“Eh gw pernah liat di bokep, ada yang masukin dua kontol sekaligus di memek, tar kita cobain ke cewek ini ya !” tiba2 seseorang memberi usul lain. “Oke, tapi kita longgarin dulu lubang memeknya “ jawab yang lain.

“JANGAN !!!! sakit !!!! uuuuuhh….. mmmmmmhhh… Augh….. Sakit !!! Udah ! Lepasin! Uuuuh…. AAAAAHH…” Ifa terus merengek tak henti2. “Kita keluar bareng ya” ujar orang yang memperkosa Ifa. “Ahhh… enak…” Ifa terkulai lemas ketika kedua batang penis itu dicabut. “Oke, gentian”

Ifa lalu disetubuhi dalam posisi misionaris dan seseorang memaksa Ifa mengoral dirinya. “Asik nih perek… sering2 apa ya kita kayak gini” Rupanya mereka merasakan sensasi liar pemerkosaan, pemaksaan dan penyiksaan. Air mata Ifa sudah kering. Badannya merah2 penuh bekas tamparan dan cupang. “Genjot terus nih ABG sampai pagi” salah seorang dari mereka mengejek Ifa sambil memuncratkan spermanya di muka Ifa.

Selesai disetubuhi dalam posisi misionaris, Ifa dipaksa berdiri, walaupun dia lunglai. Lagi2 dia disetubuhi sambil berdiri dan mulutnya pun dipaksa untuk lagi2 menelan sperma. Setelah itu Ifa Disodomi berurutan oleh dua orang. Ifa yang berontak lagi dipegangi dan ikatan tangannya diperkuat. “Udah…… Mau pulang….. Udah….” Ifa merengek seperti anak kecil. Dia tidak tahan lagi diperkosa dan semua lubangnya dipakai secara paksa.

Ifa sedang dalam posisi doggy style, seseorang menggaulinya dari belakang dan Ifa hanya bisa melenguh pelan. “Abis dia crot, kita cobain ya masukin dua kontol sekaligus di lubang memeknya” Ifa ngeri mendengarnya. Dia tidak bisa membayangkan rasa sakit nya.

Setelah sperma orang terakhir keluar, Salah seorang dari mereka duduk dan memangku Ifa. Tetapi Ifa memunggungi orang tersebut. Kaki Ifa direntangkan lebar2. ORang yang duduk itu Memasukkan penisnya ke vagina Ifa. “Uhhh…” Ifa sudah tidak bisa menghitung lagi kali keberapa vaginanya dimasuki penis. “Eh… AARRGGHHHHH!!!!” Ifa kaget ketika ada penis lain yang masuk ke vaginanya. Rupanya orang lain berlutut dan memasukkan penisnya dengan paksa ke lubang yang sudah terisi itu.

“AAAAHHH !!!! SAKIIIIIIIIITT !!!! MAU ROBEK!!! JANGANN!!!!! “ Ifa terus merengek saat lubang vaginanya dimasuki dua penis. “Unnnnggggghhh Unggghhh Aaaaahh..” Ifa terus meracau dan berteriak2 tak jelas sepanjang proses itu. Ifa kembali menangis dengan air mata yang kering. “Ampuuuun…. UDAH!!….” Ifa terus2an merengek dan memohon2 seiring dengan gerakan kedua penis tersebut.

“Wih mantap… kayak di bokep !” komentar yang menonton. “Euuughhhh” Ifa berteriak melengking ketika kedua penis itu menyentakkan dirinya pertanda orgasme.

Selanjutnya bisa dibayangkan. Ifa kembali mengalami double penetration. Baik dobel lewat vagina maupun lewat vagina dan pantat. Ifa hanya bisa melenguh dan berteriak setiap prose situ terjadi. Malah kadang2 ketika dia dipaksa melakukan oral seks, dia hanya bisa diam dan menangis.

“Dah nih… capek” kata seseorang dari mereka “Bentar !” Ifa sedang mengalami triple penetration sekaligus. Pantat, Vagina, dan mulutnya sibuk menservis penis2 para pemerkosanya. Pantatnya merah penuh bekas tamparan. Matanya sudah sayu dan ada jejak air mata. Mukanya merah dan pasti perasaannya tidak karuan serta mual.

“Uhhh,,, Uhh….. “Ifa terus melenguh tak jelas. Tiap penis memasuki vagina, pantat dan mulutnya.

“Sini, minum dulu”, salah seorang menenggakkan botol bir ke mulut Ifa. Cairan alcohol itu masuk menyiram keronkongan Ifa, sampai ifa tersedak dan batuk.

Setelah puas, ketujuh orang itu lalu memuncratkan sperma mereka di wajah Ifa. Mereka memakai baju lagi dan keluar ruangan, mereka lalu merokok dan minum2. Ifa ditinggalkan sendiri dalam keadaan amburadul. Tubuhnya penuh sperma, lubang2nya juga penuh sperma. Ifa mulai menangis terisak….

TAMAT

Gendis, kapan kita lakukan itu lagi ?

Kenalkan, panggil saja aku dik.
untuk tanggal saya sudah agak lupa, mungkin sekitar pertengahan april 2009 lalu.
jam menunjukkan pukul 19.00 wib, terdengar dri luar rumah sebuah motor vario biru milik gendis.
aku dan gendis sudah berteman lama sejak kecil, bahkan sudah seperti keluarga sendiri, karena terlalu dekatnya sampai banyak yang mengira tetangga"ku kalau kita berdua pacaran. padahal sesungguhnya tidak karena aku dan gendis juga mempunyai pacar masing".
tanpa banyak babibu, gendis langsung masuk kedalam rumah dan mencariku kekamar, sperti biasa dia sudah sering melakukan itu.
tiba" dia menangis, setelah kutanya ternyata dia baru saja putus dengan pacarnya.
tnpa basa-basi aku mencoba menenangkannya, dan tnpa disengaja dia sudah memelukku. gendis gadis yg manis, dia tidak putih, kulit dia benar" sawo matang, dia juga seorang model. badannya yg kurus, tinggi, langsing, tapi jangan salah bentuk payudara dan pantatnya benar" bikin ngiler laki". bahkan banyak teman" cowokku yg membayangkan gendis untuk berfantasi saat colay.

stelah aku berhasil menenangkan dia, aku menyarankannya untuk pulang, tapi dia tidak mau, dia lebih memilih untuk istrahat dikamarku, akupun tak bisa menolak, kudiamkan saja sambil aku bermain komputer ternyata dia sudah tertidur pulas.
jam menunjukkan pukul 23.00 wib. mau tak mau aku harus membangunkannya, saat kubangunkan tag sengaja aku melihat payudaranya yg menyembul terlihat dari tanktopnya, aku cuma diam saja kucoba untuk tetap konsen membangunkannya.
gendis malah menarik tanganku dan memelukku, dan dia berkata makasih udah jadi seperti kakaknya sendiri, aku hanya diam saja sambil memandang matanya, perlahan semakin dekat akhirnya kita berciuman bibir, kurasakan nafas segarnya lembut bibirnya dan kenyal lidahnya semakin menggodaku untuk terus berciuman. aku sadar, ga mau mengkhianati cintaku, akhirnya kami sudahi ciuman malam ini dan gendis kuantar pulang.
keesokan harinya.
secara tidak sengaja, gendis langsung nylonong masuk kekamarku, tnpa aku ketahui, padahal setiap tidur aku selalu telanjang, entah kenapa aku lupa mengkunci pintu kamarku. aku tidak tw bagaimana awalnya, tiba" saja seperti ada yg memegang kontiku, aku msh belum sadar, hingga akhirnya aku sempat kaget melihat tangan yg lentik halus mengelus", meremas", dikocoknya kontiku dan diciuminya tbuhku, semakin kencang hingga akhirnya aku ejakulasi.
ahhh .. segarnya pagi dpt hadiah seperti ini, benar" surprise dan tak pernah trbayangkan sebelumnya.
lalu gendis menyuruhku mandi, aku keluar kamar, ternyata sedang sepi, seluruh keluarga ku ikut jalan sehat dikomplek perumahanku.
selesai mandi, gendis sdah menungguku dikamar, dia hanya berkata, "sini dik, aku pnya hadiah spesial buat kamu".
aku hnya bisa diam, ditariknya tanganku, kuberanikan buat membuka selimut ternyata dia sudah telanjang. kuberanikan untuk memegang payudaranya yg kenyal, sambil berciuman kuremas" payudaranya, rasanya gemas sekali, ku tak kuat lagi, aku mulai menyedot" payudaranya, gendis malah mengeluarkan suara yg membuatku semakin nafsu buat menyetubuhinya. emhh .. trus dik, ini cuma buat kamu emmhh. semakin turun, ku mulai ke daerah wanitanya, tidak berambut, dicukur halus, ku cium wangi sekali mekinya, trnyata dia rajin menjaganya. kami merubah posisi kami menjadi 69 dengan posisi aku diatas, ku jilat" klit nya hingga semakin kencang juga dia nyedot kontiku, semakin kumainkan lidahku dimeki gendis semakin kuat juga desahannya. tak lama kemudian ku merasakan aroma hangat berbeda, ya Tuhan ternyata gendis sudah mncapai orgasme yg pertama. oouugghh .. dik enak banget sayang, ku posisikan diriku diatasnya, kumainkan konyiku dibibir vaginanya. mmhhh .. syang cepet masukin, aku dah ga kuat lagu, tapi ga buru" aku masukinnya, ku gesek" dibibir mekinya, semakin keras desahan gendis, semakin menggelinjang badannya.
aku juga sudah tidak tahan lagi, kumasukkan pelan", kontiku emg tidak besar dan panjang hanya 13-14 cm diameter hmpir 4cm. kutancapkan didalam meki agak lama, kurasakan meki gendis seperti berdenyut" dan aku cukup kaget ternyata gendis sudah tidak perawan. ku pompa perlahan-lahan maju mundur, cuma kata" aaahhh .. ahhhh .. ahhhh .. emmhhh .. terus sayang, kucoba mulai mempercepat gerakan, kusodok semakin dalam dan semakin dalam, kurasakan meki gendis benar" enak, basah, hangat, keset wahhh .. benar" semakin membuatku nafsu, kuangkat tubuhnya, gantian dia yg diatas, semakin tag terkontrol gerakannya. kulihat payudaranya naik turun, dengan sekuat tenaga kuremas-remas, kupilin" putingnya, tiba" dia teriak ahhhhhhh .. erangan yg panjang dia orgasme yg kedua.
kulihat jam semakin siang, ku takut orang rumah segera datang, kupercepat gerakanku, gendis semakin mendesah. ku ciumi lehernya, kubisikkan ditelinganya, "kita keluarin bareng ya sayang" .. jangan didalem yaa, tak kupedulikan, ku pukul" pantatnya yg gembur, empug semakin kupompa semakin enak saja. gendis, dik ga kuat .... ahhh .. enak banget mekimu sayang, ahhhh .. jangan didalem sayang, aku takut hamil, makin tag peduli semakin cepat ku pompa mekinya, ahhh gendiisss .. dik, gendis mw pipis lagi rasanya .. emmhhh .. gendis, dik mw keluar, jangan didalem ... diikkk ...
arrgghhhh .. croot .. croot .. kuhitung sebanyak 9 kali kontiku nyembur didalem meki gendis !!!
ahhhh .. nikmat sayang ..
masih dijilatinya sisa" spermaku di kontiku hingga bersih.
lalu kami rebahan, gendis berbisik ditelingaku, makasih dik, kamu benar" kakakku yg bisa ngerti aku.
stelah kami berpakaian kami makan, 15 menit kemudian keluargaku datang, tag ada yg curiga karena kami memang sudah seperti kakak adik.

asal kalian tahu, kami melakukan ini cuma sekali dan atas dasar suka sama suka, stelah itu hingga detik ini gendis msh sering maen kekamarku tapi kami tidak pernah melakukan itu lagi, karena aku juga sudah tunangan, gendis menghormatiku dan juga calon istriku.
biarkan ini menjadi kenangan dihari minggu pertengahan bulan april 2009.

Pembantuku mba dian

Kisah ini kembali terulang ketika keluarga gw membutuhkan seorang pembantu lagi. Kebetulan saat itu mbak Dian menganjurkan agar keponakannya Rini yang bekerja disini, membantu keluarga ini. Mungkin menurut ortu gw dari pada susah susah cari kesana kesini, gak pa pa lah menerima tawaran Dian ini. Lagian dia juga sudah cukup lama berkerja pada keluarga ini. Mungkin malah menjadi pembantu kepercayaan keluarga kami ini.
Akhirnya ortu menyetujui atas penawaran ini dan mengijinkan keponakannya untuk datang ke Jakarta dan tinggal bersama dalam keluarga ini.
Didalam pikiran gw gak ada hal yang akan menarik perhatian gw kalau melihat keponakannya. “Paling paling anaknya hitam, gendut, trus jorok. Mendingan sama bibinya aja lebih enak kemutannya.” Pikir gw dalam hati.
Sebelum kedatangan keponakannya yang bernama Rini, hampir setiap malam kalau anggota keluarga gw sudah tidur lelap. Maka pelan pelan gw ke kamar belakang yang memang di sediakan keluarga untuk kamar tidur pembantu.

Pelan pelan namun pasti gw buka pintu kamarnya, yang memang gw tahu mbak Dian gak pernah kunci pintu kamarnya semenjak kejadian itu. Ternyata mbak Dian tidur dengan kaki mengangkang seperti wanita yang ingin melahirkan. Bagaimanapun juga setiap gw liat selangkangannya yang di halus gak di tumbuhi sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok, dengan sedikit daging kecil yang sering disebut klitoris sedikit mencuat antara belahan vagina yang montok mengiurkan kejantanan gw. Perlahan lahan gw usap permukaan vagina mbak Dian yang montok itu, sekali kali gw sisipin jari tengah gw tepat ditengah vaginanya dan gw gesek gesekan hingga terkadang menyentuh klitorisnya. Desahan demi desahan akhirnya menyadarkan mbak Dian dari tidurnya yang lelap.

“mmmm....sssshh.....oooohh, Donn... kok gak bangun mbak sih. Padahal mbak dari tadi tungguin kamu, sampai mbak ketiduran.” Ucap mbak Dian sama gw setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari nakal gw. Tapi mbak Dian gak mau kalah, tanpa diminta mbak Dian tahu apa yang gw paling suka.
Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana dalam gue hingga dengkul, karena kejantanan gw sudah mengeras dan menegang dari tadi.
Mbak Dian langsung mengenggam batang kejantanan gw yang paling ia kagumi semenjak kejadian waktu itu.
Dijilat jilat dengan sangat lembut kepala kejantanan gw, seakan memanjakan kejantanan gw yang nantinya akan memberikan kenikmatan yang sebentar lagi ia rasakan. Tak sesenti pun kejantanan gw yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu. Dikemut kemut kantong pelir gw dengan gemasnya yang terkadang menimbulkan bunyi bunyi “plok.. plok”. Mbak Dian pun gak sungkan sungkan menjilat lubang dubur gw. Kenikmatan yang mbak Dian berikan sangat diluar perkiraan gw malam itu.

“Mbak....uuuh. enak banget mbak. Trus mbak nikmatin kont*l saya mbak.” Guyam gw yang udah dilanda kenikmatan yang sekarang menjalar.

Semakin ganas mbak Dian menghisap kont*l gw yang masuk keluar mulutnya, ke kanan kiri sisi mulutnya yang mengesek susunan giginya. Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa gw ceritain, ngilu. Hingga akhirnya pangkal unjung kont*l gw terasa ingin keluar.

“Mbak... Donny mau keluar nih...” sambil gw tahan kont*l gw didalam mulutnya, akhirnya gw muncratin semua sperma didalam mulut mungil mbak Dian yang berbibir tipis itu.
“Croot... croot... Ohhh... nikmat banget mbak mulut mbak ini, gak kalah sama mem*k mbak Dian. Namun kali ini mbak Dian tanpa ada penolakan, menerima muncratan sperma gw didalam mulutnya. Menelan habis sperma yang ada didalam mulutnya hingga tak tersisa. Membersihkan sisa sperma yang meleleh dari lubang kencing gw. Tak tersisa setetespun sperma yang menempel di batang kont*l gw. Bagaikan wanita yang kehausan di tengah padang gurun sahara, mbak Dian menyapu seluruh batang kont*l gw yang teralirkan sperma yang sempat meleleh keluar dari lubang kencing gw.

Lalu dengan lemas aku menindih tubuhnya dan berguling ke sisinya. Merebahkan tubuh gw yang sudah lunglai itu dalam kenikmatan yang baru tadi gue rasakan.
“Donn... mem*k mbak blom dapet jatah... mbak masih pengen nih, nikmatin sodokan punya kamu yang berurat panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam mem*k mbak....” pinta mbak Dian sambil memelas. Mengharapkan agar gw mau memberikannya kenikmatan yang pernah ia rasakan sebelumnya.
“Tenang aja mbak... mbak pasti dapat kenikmatan yang lebih dari pada sebelumnya, karena punya saya lagi lemes, jadi sekarang mbak isep lagi. Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini bangun kembali. Oke.”

Tanpa kembali menjawab perintah gw. Dengan cekatan layaknya budak seks. Mbak Dian menambil posisi kepalanya tepat di atas kont*l gw, kembali mbak Dian menghisap hisap. Berharap keperkasaan gw bangun kembali. Segala upaya ia lakukan, tak luput juga rambut halus yang tumbuh mengelilingi batang kont*l gw itu dia hisap hingga basah lembab oleh air ludahnya.
Memang gw akuin kemahiran pembantu gw yang satu ini hebat sekali dalam memanjakan kont*l gw didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil kejantanan gw kembali mencuat dan mengeras untuk siap bertempur kembali.
Lalu gw juga gak mau lama lama seperti ini. Gw juga mau merasakan kembali kont*l gw ini menerobos masuk ke dalam mem*knya yang montok gemuk itu. Mengaduk ngaduk isi mem*knya.
Gw memberi aba aba untuk memulai ke tahap yang mbak Dian paling suka. Dengan posisi women on top, mbak Dian mengenggam batang kont*l gue. Menuntun menyentuh mem*knya yang dari setadi sudah basah. kont*l gw di gesek gesek terlebih dahulu di bibir permukaan mem*knya. Menyentuh, mengesek dan membelah bibir mem*knya yang mengemaskan. Perlahan kont*l gw menerobos bibir mem*knya yang montok itu. Perlahan lahan kont*l gw seluruhnya terbenam didalam liang kenikmatannya. Goyangan pinggulnya mbak dian membuat gw nikmat banget. Semakin lama semakin membara pinggul yang dihiasi bongkahan pantat semok itu bergoyang mempermainkan kont*l gw yang terbenam didalam mem*knya.

“uh... Donn. Punya kamu perkasa banget sih. Nikmat banget....” dengan mimik muka yang merem melek menikmati hujaman kont*l gw ke dalam liang senggamanya.

“mem*k mbak Dian juga gak kalah enaknya. Bisa pijit pijit punya saya... mem*k mbak di apain sih... kok enak banget.”

“Ih... mau tahu aja. Gak penting diapain. Yang penting kenikmatan yang diberikan sama mem*k mbak sama kamu Donn....” sahut mbak Dian sambil mencubit pentil tetek gw.

“Donn... ooohh.... Donn.... mbak mmmmauu kluuuuaaarr... ooohh.” Ujar mbak Dian sambil mendahakkan kepalanya ke atas, berteriak karena mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai mbak Dian ambruk merebahkan tubunya yang telanjang tepat di atas badan gw. Untung saja posisi kamar mbak Dian jauh dari kamar kamar saudara dan ortu gw. Takutnya teriakan tadi membangunkan mereka dan menangkap basah persetubuhan antara pembantu dengan anak majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.
Lalu karena gw belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Dian mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang kont*l gw dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini gue yang menyodok nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang gw gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Dian dalam setiap sodokan demi sodokan yang gw hantam kedalam mem*knya itu.

“Donn.... kamu kuat banget Donn... aaah... uuuhhh... ssshhhh.... ooohhh...” erangan demi erangan keluar silih berganti bersama dengan keringat yang semakin mengucur di sekujur badan gw dan mbak Dian.
“Truuuus... Donn... sodok trusss mem*k mbak Doooonn. Jangan perduliin hantam truuuss.” Erangan mbak Dian yang memerintah semakin membuat darah muda gw semakin panas membara. Sekaligus semakin membuat gw terangsang.
“Suka saya ent*t yah mbak... kont*l saya enak’kan... hhmmm.” Tanya gw memancing birahinya untuk semakin meningkat lagi.
“hhhhhmmmm... suka....sssshhh... banget Donn. Suka banget.” Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar bersama dengan nafasnya yang menderu dera karena nafsu birahinya kembali memuncak.
“Bilang kalau mbak Dian adalah budak seks Donny.” Perintah gw.
“Mbak budak seks kamu Donn, mbak rela meskipun kamu perkosa waktu itu.... Ohhhh... nikmatnya kont*l kamu ini Donn.”

Semakin kencang kont*l gw ent*tin mem*knya mbak Dian. Mungkin seusai pertempuran ranjang ini mem*knya mbak Dian lecet lecet karena sodokan kont*l gw yang tak henti hentinya memberikan ruang untuk istirahat.
Merasa sebentar lagi akan keluar, maka gw balikkan posisi tubuh mbak Dian dibawah tanpa harus mengeluarkan kont*l yang sudah tertanam rapi didalam mem*knya. Gw peluk dia trus gw balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan.
Gw buka lebar lebar selangkangan mbak Dian dan kembali memompa mem*k mbak Dian. Terdengar suara suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “plok... plok...” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang gw hantam ke dalam liang vaginanya. Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, kont*l gw seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujangan yang gw berikan. Maka erangan mbak Dian yang tertahan itu mengeras.

Sampai saatnya terasa kembali denyut denyutan yang semula gw rasakan, namun kali ini denyut itu semakin hebat. Seakan telah di ujung helm surga gw. Gw tahan gak mau permainan ini cepat cepat usai. Setiap mau mencapai puncaknya. Gw pendam dalam dalam kont*l gw di dalam lubang senggamanya mbak Dian.